·
Pengertian
Wawasan Nasional
Wawasan
Nasional adalah cara atau pola pandang suatu bangsa yang telah
menegara tentang diri sendiri dan lingkungannya dalam eksistensinya yang serba
terhubung (adanya interaksi dan interelasi) serta pembangunannya didalam
bernegara serta ditengah – tengah lingkungannya baik nasional, regional, maupun
global
Suatu bangsa dalam menyelenggarakan kehidupannya tidak lepas dari pengaruh
lingkungannya yang didasarkan atas hubungan timbale balik atau kait –
mengaitkan antara filosofi bangsa, ideologi, aspirasi, dan cita – cita yang
dihadapkan pada kondisi sosial masyarakat, budaya, dan tradisi, keadaan alam
dan wilayah serta pengalaman sejarah.
Paham Kekuasaan
1. Machiavelli
Paham ini untuk
memandang harus adanya suatu kekuatan politik yang besar guna mempertahankan
kedigdayaan suatu negara. Berikut beberapa cara untuk memelihara stabilitas
poliik, antara lain:
- Penghalalan segala cara untuk mempertahankan
dan merebut kekuasaan
- Menjaga eksistensi kekuasaan rezim, termasuk
membenarkan politik Devide Et Impera
- Pertahanan politik dengan adu kekuatan. Siapa
yang kuat dia yang bertahan dan sebaliknya siapa yang lemah dia yang
tersingkir.
2. Paham Kaisar Napoleon Bonaparte
Napoleon merupakan
penganut paham Machiavelli, dia menambahkan bahwasannya untuk mempertahankan
suatu negara diperlukan dukungan penuh dari kondisi sosial dan budaya berupa
penciptaan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu melahirkan kondisi
pertahanan dan keamanan yang solid.
3. Jenderal Causewitz
Pandangan ini adalah
suatu dasar dari perang dunia ke-1, dimana perang dianggap sebagai suatu hal
yang harus dilakukan untuk mempertahankan kekuasaan dan pencapaian tujuan nasional
suatu negara. Paham ini pula yang melegitimasi usaha ekspansi Rusia dalam
memperluas kekuasaannya.
·
Pengertian
Geopolitik
Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari gejala –
gejala politik dari aspek geografi. Arti geopolitik secara harfiah adalah geo asal
dari geografi dan politik artinya pemerintahan jadi geopolitik artinya cara
menyelenggarakan suatu pemerintahan yang disesuaikan atau ditentukan oleh
kondisi maupun konfigurasi geografinya. Berikut beberpa teori geopolitik
menurut beberapa ahli, antara lain :
1. Frederick Ratzel (Teori Ruang, tahun 1897)
Ratsel
menyatakan bahwa negara dalam hal – hal tertentu dapat disamakan dengan
organisme, yaitu mengalami fase kehidupan dalam kombinasi dua atau lebih antara
lahir, tumbuh, berkembang, mencapai puncak, surut dan mati. Inti ajaran Ratzel
adalah teori ruang yang ditempati oleh kelompok – kelompok politik (negara –
negara) yang mengembangkan hukum ekspansionisme baik di bidang
gagasan, perutusan maupun produk
2. Rudolf Kjellen (Teori Kekuatan)
Inti
ajaran Kjellen adalah tiap negara disamping berupaya untuk menjaga kelangsungan
hidupnya, juga mewajibkan bangsanya untuk berswasembada mengembangkan kekuatan
nasionalnya secara terusa menerus.
3. Karl Houshoffer (Teori
Ekspasionisme, tahun 1896 – 1946)
Karl
Houshoffer mengajarkan faham geopolitik sebagai ajaran ekspansionisme dalam
bentuk politik geografi yang menitikberatkan pada soal-soal strategi
perbatasan, ruang hidup bangsa dan tekana rasial, ekonomi dan sosial sebagai
faktor yang mengharuskan pembagian baru kekayaan dunia.
4. Sir Harold Mackinder (Wawasan Benua)
Mackinder
merupakan penganut teori kekuatan, yang mencetuskan wawasan benua sebagai
konsep pengembangan kekuatan darat. Teorinya menyatakan bahwa “barang siapa
menguasai daerah jantung (Haertland) yaitu Eropa – Asia akan dapat
menguasai pulau-pulau dunia dan akhirnya akan menjadi penguasa dunia.
5. Sir Walter Raleigh dan Alfred
Thayer Mahan (Wawasan
Bahari)
Teori
Raleigh dan Mahan pada dasarnya adalah teori kekuatan lautan atau bahari.
Mereka mengatakan bahwa siapa yang menguasai lautan akan menguasai jalur
perdagangan dunia, yang berarti menguasai kekuatan dunia sehingga akhirnya akan
dapat menguasai dunia.
6. W. Michel dan John Frederick
Charles Fuller (Wawasan
Dirgantara)
Mitchel
dan Fuller berpendapat bahwa kekuatan udara merupakan kekuatan yang paling
menentukan penguasaan dunia. Keunggulan yang dimiliki dirgantara adalah
pengembangan kekuatan di udara, memiliki daya tangkis yang andal dari berbagai
ancaman lawan dalam tempo cepat, dasyat dan dampaknya sangat mengerikan lawan
sehingga tidak ada kesempatan bagi lawan untuk bergerak.
7. Nicholas J. Spykman (Teori Daerah Batas
atau Rimland)
Teori
Spykman juga disebut Wawasan Kombinasi, yaitu teori menghubungkan
kekuatan darat, laut dan udara, yang dalam pelaksanaannya disesuikan kondisi
dan kebutuhan. Nocholas mengatakan bahwa siapa yang mampu mengkombinasi
kekuatan darat, laut dan udara akan menguasai daerah batas antar bangsa secara
permanen dan abadi.
·
Paham Kekuasaan dan Teori Geopolitik di Indonesia
Teori
Geopolitik di Indonesia
Geographical
Politic atau Geopolitik diartikan sebagai
pertimbangan-pertimbangan dalam menentukan alternatif kebijakan dasar nasional
untuk mewujudkan tujuan tertentu. Dalam pelaksanaannya
geopolitik ini yaitu kebijakan pelaksanaan dalam menentukan tujuan,
sarana-sarana serta cara penggunaan sarana tersebut guna mencapai tujuan
nasional dengan memanfaatkan konstelasi geografis suatu negara.
Pemahaman tentang kekuatan dan kekusaan yang
dikembangkan di indonesia didasarkan pada pemahaman tentang paham perang dan
damai sejahtera disesuaikan dengan kondisi dan konstelasi geografi indonesia.
Sedangkan pemahaman tentang negara indonesia menganut paham negara kepulauan.
Yaitu paham yang di kembangkan dari asasarchipelago yang memang
berbeda dengan pemahaman archipologi dinegara negara barat
pada umumnya.
Salah satu pedoman bangsa Indonesia, adalah
wawasan nasional yang berpijak pada wujud wilayah nusantara, sehingga disebut Wawasan
Nusantara. Oleh karena itu wawasan nusantara adalah geopolitik
Indonesia. Hal ini dipahami berdasarkan pengertian bahwa dalam wawasan
nusantara konsepsi geopolitik Indonesia yaitu unsur ruang, yang kini berkembang
tidak saja secara fisik geografis, melainkan dalam pengertian secara
keseluruhannya (Suradinata; Sumiarno: 2005).
Unsur-unsur dasar Wawasan Nusantara dalam
mencapai kesatuan dan keserasian dapat ditinjau melalui, Satu kesatuan wilayah,
Satu kesatuan bangsa, Satu kesatuan sosial budaya, Satu kesatuan ekonomi, Satu
kesatuan pertahanan dan keamanan.
Konsepsi geopolitik khas Indonesia itu kemudian dirumuskan menjadi acuan dasar yang diberi nama Wawasan Nusantara, berbunyi sebagai berikut:
“Wujud suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu Negara kepulauan yang dalam kesemestaannya merupakan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan untuk mencapai tujuan nasional dan cita-cita perjuangan bangsa melalui pembangunan nasional segenap potensi darat, laut dan angkasa secara terpadu” .
Implikasi Pembangunan Geopolitik Indonesia. Apabila ditinjau lebih dalam bahwa Implikasi dari pembangunan geopolitik Indonesia masih terjadi berbagai kekurangan antara lain sebagai berikut :
1) Kurangnya rasa kesadaran bangsa Indonesia terhadap negaranya sebagai negara kepulauan yang berciri nusantara.
2) Belum tumbuh dan berkembangnya pemahaman dan rasa bangga terhadap realita “Indonesia sebagai Negara Kepulauan”.
3) Banyak proyek-proyek pembangunan infrastruktur dan industri yang tidak memperhatikan tata ruang dan daya dukung lingkungan.
4) Banyaknya sejumlah kasus bencana alam yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan human error.
5) Banyaknya pengangguran yang disebabkan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata.
Permasalahan yang dihadapi.
6) Kurangnya perhatian terhadap aspek geografi dalam menentukan kebijakan.
7) Masih lemahnya implementasi peraturan perundang-undangan.
8) Menurunnya rasa nasionalisme.
9) Kualitas SDM masih rendah.
Konsepsi geopolitik khas Indonesia itu kemudian dirumuskan menjadi acuan dasar yang diberi nama Wawasan Nusantara, berbunyi sebagai berikut:
“Wujud suatu Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai suatu Negara kepulauan yang dalam kesemestaannya merupakan satu kesatuan politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan untuk mencapai tujuan nasional dan cita-cita perjuangan bangsa melalui pembangunan nasional segenap potensi darat, laut dan angkasa secara terpadu” .
Implikasi Pembangunan Geopolitik Indonesia. Apabila ditinjau lebih dalam bahwa Implikasi dari pembangunan geopolitik Indonesia masih terjadi berbagai kekurangan antara lain sebagai berikut :
1) Kurangnya rasa kesadaran bangsa Indonesia terhadap negaranya sebagai negara kepulauan yang berciri nusantara.
2) Belum tumbuh dan berkembangnya pemahaman dan rasa bangga terhadap realita “Indonesia sebagai Negara Kepulauan”.
3) Banyak proyek-proyek pembangunan infrastruktur dan industri yang tidak memperhatikan tata ruang dan daya dukung lingkungan.
4) Banyaknya sejumlah kasus bencana alam yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan human error.
5) Banyaknya pengangguran yang disebabkan pertumbuhan ekonomi yang tidak merata.
Permasalahan yang dihadapi.
6) Kurangnya perhatian terhadap aspek geografi dalam menentukan kebijakan.
7) Masih lemahnya implementasi peraturan perundang-undangan.
8) Menurunnya rasa nasionalisme.
9) Kualitas SDM masih rendah.
·
Paham Kekuasaan Bangsa Indonesia
Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut paham
tentang perang dan damai berdasarkan : “Bangsa Indonesia cinta damai, akan
tetapi lebih cinta kemerdekaan”. Dengan demikian wawasan nasional bangsa
Indonesia tidak mengembangkan ajaran kekuasaan dan adu kekuatan karena hal
tersebut mengandung persengketaan dan ekspansionisme.
Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut paham : tentang perang dan damai berupa, Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan.
wawasan nasional bangsa indonesia tidak mengembangkan ajaran tentang kekuasaaan dan adu kekuatan, karena hal tersebut mengandung benih benih persengkataan dan ekspansionisme. Ajaran wawasan nasional bangsa indonesia menyatakan bahwa :ideologi digunakan sebagai landasan idiil dalam menentukan politik masional, dihadapkan pada kondisi dan konstelasi geografi Indonesia dengan segala aspek kehidupan nasionalnya.
Bangsa Indonesia yang berfalsafah dan berideologi Pancasila menganut paham : tentang perang dan damai berupa, Bangsa Indonesia cinta damai, akan tetapi lebih cinta kemerdekaan.
wawasan nasional bangsa indonesia tidak mengembangkan ajaran tentang kekuasaaan dan adu kekuatan, karena hal tersebut mengandung benih benih persengkataan dan ekspansionisme. Ajaran wawasan nasional bangsa indonesia menyatakan bahwa :ideologi digunakan sebagai landasan idiil dalam menentukan politik masional, dihadapkan pada kondisi dan konstelasi geografi Indonesia dengan segala aspek kehidupan nasionalnya.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar