Selasa, 11 November 2014

Tugas Softskill IBD 1 KONSEPSI ILMU BUDAYA DASAR DALAM KESUSASTRAAN

A.    PENDEKATAN KESUSASTRAAN
Humanities yang berasal dari bahasa inggris “The Humanities”. Istilah ini berasal dari bahasa latin Humanus yang berarti manusiawi, berbudaya, dan halus. Dengan kita mempelajari “The Humanities” orang akan menjadi lebih manusiawi, lebih berbudaya, dan lebih halus. Jadi, the humanities berkaitan dengan masalah nilai, yaitu nilai kita menjadi Homo Humanus.
      Pada umumnya The Humanitites mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang - cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, dan sebagainya. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya.
Pada umumnya The Humanitites mencakup filsafat, teologi, seni dan cabang - cabangnya termasuk sastra, sejarah, cerita rakyat, dan sebagainya. Pada pokoknya semua mempelajari masalah manusia dan budaya.
Sastra juga mempunyai peranan yang lebih penting. Alasan pertama, karena sastra mempergunakan bahasa. Sementara itu, bahasa mempunyai kemampuan untuk menampung hamper semua pernyataan kegiatan manusia. Dalam usahanya untuk memahami dirinya sendiri, yang kemudian melahirkan filsafat, semua itu memerlukan sebuah bahasa. Dengan demikian, manusia dan bahasa pada hakekatnya adalah satu. Kenyataan inilah yang mempermudah sastra untuk berkomunikasi.
Sastra juga lebih mudah berkomunikasi, karena pada hakekatnya karya sastra adalah penjabaran abstraksi. Sementara itu, filsafat yang juga mempergunakan bahasa adalah abstraksi, cinta kasih, kebahagiaan, kebebasa, dan sebagainya yang digarap oleh filsafat adalah abstrak. Maka, sifat inilah yang menyebabkan filsafat kurang berkomunikasi. Cabang – cabang seni lainnya juga pada hakekatnya bersifat abstrak.
   
B. ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PROSA
Dalam bahasa Indonesia istilah prosa sering diterjemahakan menjadi cerita rekaan dan didefinisikan sebagai bentuk cerita atau prosa kisahan yang mempunyai pameran,lakuan, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi.
Dalam kesustraan Indonesia kita mengenal jenis prosa lama dan prosa baru. Berikut contoh prosa lama dan prosa baru, antara lain :

  Prosa lama, meliputi :
-          Dongeng
-          Hikayat
-          Sejarah
-          Epos
-          Cerita pelipur lara

  Prosa baru, meliputi :
-          Cerita pendek
-          Roman atau novel
-          Biografi
-          Kisah
-          Otobiografi


C. NILAI-NILAI DALAM PROSA FIKSI 
Sebagai seni yang bertulang punggung cerita, mau tidak mau karya sastra (prosa fiksi) langsung atau tidak langsung membawa moral, pesan atau cerita. Dengan perkataan lain prosa mempunyai nilai – nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra. Adapun nilai – nilai yang diperoleh pembaca lewat sastra, antara lain :
·        Prosa fiksi memberikan kesenengan
                           Kesenangan yang dapat diterima saat membaca fiksi adalah ketika pembaca mendapatkan pengalaman sebagaimana mengalami peristiwa itu sendiri, dan dapat mengembangkan daya imajinasinya pada suatu daerah yang belum pernah di kunjunginya, dan dapat mengenal tokoh-tokoh asing yang memiliki jalan hidup yang rumit hingga mencapai kesuksesan
·        Prosa fiksi memberikan Informasi
                           Fiksi memberikan sejenis informasi yang tidak terdapat di dalam ensiklopedia. Contohnya adalah novel, dimana kita dapat belajar sesuatu yang lebih daripada sejarah atau laporan jurnalistik tentang kehidupan masa lalu, maupun masa kini bahkan kehidupan masa yang akan dating.
·        Prosa fiksi memberikan warisan kultural
                          Prosa fiksi menstimulasi imajinasi, dan sarana bagi pemindahan yang tak henti hentinya dari warisan budaya bangsa. Banyak novel-novel yang mengembangkan harapan, impian, cita-cita serta aspirasi-aspirasi dari generasi terdahulu yang seharusnya dapat dihayati oleh generasi masa kini, yang dapat menciptakan jiwa heroik, patriotisme dan sebagainya tanpa perlu mendapatkan pengalaman fisik namun cukup dengan hasil-hasil sastra
·        Prosa fiksi memberikan keseimbangan wawasan
                 Melalui prosa fiksi seseorang dapat menilai kehidupan berdasarkan banyak sudut pandang pengalaman hidup. Prosa fiksi juga memiliki lebih banyak kesempatan untuk memilih respon-respon emosional atau rangkaian aksi reaksi yang berbeda pada kehidupan nyata itu sendiri. Hasil dari menerima pengalaman sastra, pembaca akan terbentuk keseimbangan wawasannya, terutama dalam menghadapi kenyataan-kenyataan diluar dirinya yang mungkin akan sangat berbeda dengan kepribadiannya.

D.   ILMU BUDAYA DASAR YANG DIHUBUNGKAN DENGAN PUISI
                 Pembahasan puisi dalam rangka pengajaran Ilmu Budaya Dasar tidak akan diarahkan pada tradisi pendidikan dan pengajaran sastra dan apresiasinya yang murni. Puisi dipakai sebagai media sekaligus sebagai sumber belajar sesuai dengan tema – tema atau pokok bahasan yang terdapat didalam Ilmu Budaya Dasar.
Kepuitisan, keartistikan atau ke estetikan bahasa puisi disebabkan oleh kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan, yaitu :
1.       Figuran bahasa seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dan sebagainya sehingga puisi menjadi lebih hidup.
2.    Kata-kata yang ambiquitas yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
3.    Kata-kata yang berjiwa yaitu kata-kata yang sudah diberi suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
4.    Kata-kata yang konotatif yaitu kata-kata yang sudah diberi tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi tertentu.
5.    Pengulangan Berfungsi untuk mengintensifkan hal – hal yang dilukiskan, sehingga lebih mengunggah hati.


Adapun alasan – alasan yang mendasari penyajian puisi pada perkuliahan Ilmu Budaya     Dasar, antara lain :
§  Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia
§  Puisi dan kesadaran individual
§  Puisi dan kesadaran social




Sumber : Nugroho, W. 1996. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Universitas Gunadarma.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar